Sabtu, 11 Februari 2012

^CINTA... Ehem Uhukk Prikitieeww...... \(’>_<)/ ^

Lagi pengen nulis. Diantara segudang pilihan, akhirnya ku tetapkan.. judul aneh bin ajaib di atas lah sang pemenang. Bukan isenk semata, atau sedang berbunga-bunga..apalagi sedang jatuh cinta.. bukan pula sok puitis, atau mendadak melankolis apalagi berubah kalem si pendekar ideologis. Bukaan....peace..peace.. ( -__-‘)

Tidak ada maksud lain, hanya ingin sedikit berbagi tentang 5 rangkaian huruf yang sulit di terka, sukar untuk didefinisikan, karena Cinta adalah aktivitas hati yang “rasa” lah mampu berbahasa, bukan kata. Coba saja tanya apa definisi cinta menurut A, B dan C, pasti berbeda..ada yang bilang cinta itu manis kaya coklat, ada yang jawab pahit kaya obat tapi juga ada yang bilang, rasanya asem-asem kecut gak jelas.... Hadooowww  yang mana donk???
Tidak ada yang salah... masing-masing punya hak dalam memaknainya.. bahkan dalam sebuah buku kenangan SMA kakak,  ku nemu kalimat tentang arti cinta yang menurut ku Dahsyatt !!
 “Cinta itu Picak... maka gunakanlah tongkat setiap saat.. .” (^_^) Xixixixi aya-aya wae...

Sepakat. Jika anda sedang terjatuh dalam lubang yang bernama C-I-N-T-A. Cepat...Carilah tongkat, agar anda berada di jalan yang tepat. Carilah pegangan, agar kebutaan tidak sampai menyentuh iman, karena Hukum syara’ yang kan jadi taruhan.  Karena semua orang tau, karena Cinta lah Laila-Majnun menjadi tersohor. Sebab Cinta lah Romeo n Juliet mati konyol... Cintalah yang membuat orang jadi gila, karena  kalau Cinta di Tolak dukun beranak !ooupss salah.. dukun bertindak !

 Sebelum beranjak lebih jauh.. mari kita samakan persepsi, cinta yang di bahas ini adalah antara Adam dan Si Hawa, 2 manusia yang telah di gariskan bersama. Bukan antara Adam dengan sesamanya, atau Hawa dengan sejenisnya “Hiiiyyyyy Maaf ya spesies baru yang tidak di akui, harap  minggat...!”.  Masih bingung kenapa pendekar mengangkat si CINTA ??? Sebenarnya begini ikhwan wa akhwat...mari kita duduk sejenak, meregangkan otot yang penat, sampai badan pun bisa rehat. Eeeiits.. duduknya misah ya ikhwan-akhwat.. hussshh jangan dekat-dekat..... Berawal dari sebuah patroli di area pesbukan,,, entah kenapa akhir-akhir ini para aktivis mendadak ayat-ayat cinta, dimana-mana status tentang cinta.  Rada males bacanya.. sedang demam merah jambu rupanya . Ada yang salah dengan cinta?? Tidak !! karena CINTA fitrah adanya, gak percaya? Si empunya Cinta lho yang berkata..

“Dijadikan indah pada (pandangan) manusia kecintaan kepada apa-apa yang diingini, yaitu: wanita-wanita, anak-anak, harta yang banyak dari jenis emas, perak, kuda pilihan, binatang-binatang ternak dan sawah ladang. Itulah kesenangan hidup di dunia, dan di sisi Allah-lah tempat kembali yang baik (surga).”
[TQS Ali Imran :14]

“Wooyyy... kalau tidak ada yang salah,  kenapa harus diangkat??”  protes Upin-Ipin Versi sangar.. di jawab pula oleh bang Roma “ Betul...Betul..Betul..”..

Tenang-tenang.. harap tenang saudara  sebangsa tanah dan sebangsa air...

Masih ada tujuan lain. Ini tentang interaksi ikhwan-akhwat yang di batasi oleh Nizham Ijtima’iy, berupa hukum syara. Medan magnet dua kubu ini begitu besar, tapi hukum Allah yang membatasinya. Dan kini laporan-laporanpun  meluncur masuk ke meja redaksi. Dan akhirnya ku putuskan untuk menuliskan.
Memang Aktivis bisa jatuh cinta ...??

Teringat tempoe SMA doelo. Saat ku sudah menggenggam Islam Ideologis. Celetukan menggelikan mampir dari salah satu sahabat “Lul... kam handaknya lawan lakian jua lo? Bisa juakah buhan ikam nih behandakan ?” (‘Lul.. kamu sukanya sama cowok juga kan? Bisa juga y kalian saling suka?)

WHAT !!  Pertanyaan macam apa itu... ? selidik punya selidik, konon katanya pertanyaan itu  muncul karena takut aku penyuka sesama jenis, Astaghfirullah.. Naudzubillah ( _  _”)
Aktivis dakwah juga manusia, kalian pernah jatuh cinta, mereka juga.  Malah syaitan lebih ganas menggoda. Sekali lagi Cinta itu fitrah,  Naluri yang Allah berikan kepada semua manusia tanpa terkecuali, bahasa kerennya Gharizatun Na’u atau naluri untuk mempertahankan jenis. Bentuk cintanya, pada keluarga, saudara, anak juga kecintaan pada Lawan Jenis naaah yang ini tujuan akhirnya adalah sebuah pernikahan tanpa aktivitas pacaran (catat !).

Baiklah..kita hentikan intermezonya. Langsung ke fokus pembahasan. Sebagian dari kita mungkin pernah di amanahkan untuk berkoordinasi dengan partner dakwah, misalnya ketum-ketunis, sesama koordinator Nisa-Koordinator Rizal dsb. Penjagaan hati, dan keiffahan sangat di perlukan. Benar bukan? Karena seperti janjinya sang Iblis tidak akan pernah berhenti menjerumuskan manusia sampai hari kiamat. Penuh semangat energi Roso 1924 ! Dan jurus jadul yang sering ampuh bin efektif untuk menggoda pengemban dakwah adalah dengan perantara “HATI”.
Iblis berkata: "Ya Tuhanku, oleh sebab Engkau telah memutuskan bahwa aku sesat, pasti aku akan menjadikan mereka memandang baik (perbuatan ma'siat) di muka bumi, dan pasti aku akan menyesatkan mereka semuanya, kecuali hamba-hamba Engkau yang mukhlis di antara mereka." [Al Hijr 39-40]

 Saat ada yang terjerumus, si Iblis pun pergi dan bilang... “Kenaa Deeehh ! “

“Dan ketika syaitan menjadikan mereka memandang baik pekerjaan mereka dan mengatakan: "Tidak ada seorang manusiapun yang dapat menang terhadapmu pada hari ini, dan sesungguhnya saya ini adalah pelindungmu." Maka tatkala kedua pasukan itu telah dapat saling lihat melihat (berhadapan), syaitan itu balik ke belakang seraya berkata: "Sesungguhnya saya berlepas diri daripada kamu, sesungguhnya saya dapat melihat apa yang kamu sekalian tidak dapat melihat; sesungguhnya saya takut kepada Allah." Dan Allah sangat keras siksa-Nya.”
 [TQS  Al Anfal : 48]

Sms sembarangan, gak jelas,  gak ada jalur koordinasi,,eeehhhh main serobot nyebrang jalan. Hati-hati ketabrakk !! Gedubraaakkk... Pletakkk !! aauuuu..!!! terkotori lah hati....

Yang ikhwannya :
“Anti cantik kalau pakai kerudung biru..”
“Anti terlihat anggun pakai bross itu..”
“kerudung anti kependekan, lain kali di panjangin ya..”
“ Subhanllah.. sungguh beruntung jika punya istri semilitan dan setangguh anti ^_^”
“ Ana tidak akan menikah kalau tidak dengan anti ! “ dsb.
Ada yang majang fhoto akhwat di desktop komputer. Ada yang lapor kehilangan laptop. Ada yang bilang mau plesiran ke Bali (kaya Gayuss..!). Ada yang bayarin akhwat tiket acara. Ada yang mau bayarin kuliah, seantreo prodi tau siapa akhwat yang katanya khitbahan.. kasih sms tausyiah, motivasi dll. Dsb
Untuk Kalian..
Jangan bangga membuat hati akhwat terkotori. Jangan sampai keberadaan kita menjadi ladang dosa dan kemaksiatan bagi orang lain. Bagi yang berkilah tidak ada niatan apa-apa, siapa yang menjamin niat anda putih tapi yang menerima merah jambu???
Katakanlah kepada orang laki-laki yang beriman: "Hendaklah mereka menahan pandanganya, dan memelihara kemaluannya; yang demikian itu adalah lebih suci bagi mereka, sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang mereka perbuatan." [TQS An Nuur : 30]

Kemaksiatan yang tersembunyi apik, karena ada hati yang merasa nyaman dengan kemaksiatan. Jika kita menganggap tidak ada yang salah, maka segeralah asah kembali kepekaan hati kita. Perbaharuilah taubat kita. Jangan sampai dosa itu adalah salah satu penyebab terhalangnya pertolongan Allah. Bantulah menjaga kehormatan dan kemuliaan saudari kalian. Ada lagi yang berkilah,  “smsannya manfaat qo’, hanya sharing ilmu..” hukumnya boleh jika perkara ilmu, tapi bisakah anda menjamin tidak akan terjadi fitnah?  karena fitnah itu ibarat ’mencemarkan, menjatuhkan kehormatan sebagai seorang akhwat. Mubah hukumnya berinteraksi dengan akhwat dalam masalah ilmu, tapi bagi akhwat menjaga keiffahan itu adalah suatu kewajiban. Masih ada saudara kita yang lain yang bisa di ajak untuk sharing ilmu atau sekedar tukar pikiran ataupun saling nasehat menasehati dalam kebaikan. Sesuai dengan perkataan Rasulullah ’jika kalian tidak memiliki rasa malu maka bertindaklah sesuka kalian” .
Pernahkah membayangkan, di saat sedang sms akhwat padahal tidak ada kepentingan dan tidak ada jalur pula, sedang membayangkan wajah si akhwat dsb, saat itu pula calon pasangan yang telah Allah gariskan pun melakukan hal yang sama dengan ikhwan yang berbeda..?? Na’udzubillah.. Astaghfirullah...

Yang akhwatnya :
Ada yang bela-belain nempuh perjalanan jauh untuk melirik ikhwan incaran lagi ngisi . Baris paling depan kalau si ikhwan lagi orasi . Pakai Jilbab matching ma kerudung, bross, tas sampai kaos kaki, untuk menarik perhatian si pujaan hatiL semangat sekali kalau ada acara gabungan dengan si akhi. Ada yang berani menyatakan cinta tanpa ada tujuan.. Ya Allah ukhti..
Katakanlah kepada wanita yang beriman: "Hendaklah mereka menahan pandangannya, dan kemaluannya, dan janganlah mereka menampakkan perhiasannya, kecuali yang (biasa) nampak dari padanya Dan hendaklah mereka menutupkan kain kudung kedadanya, dan janganlah menampakkan perhiasannya kecuali kepada suami mereka, atau ayah mereka, atau ayah suami mereka, atau putera-putera mereka, atau putera-putera suami mereka, atau saudara-saudara laki-laki mereka, atau putera-putera saudara lelaki mereka, atau putera-putera saudara perempuan mereka, atau wanita-wanita islam, atau budak-budak yang mereka miliki, atau pelayan-pelayan laki-laki yang tidak mempunyai keinginan (terhadap wanita) atau anak-anak yang belum mengerti tentang aurat wanita. Dan janganlah mereka memukulkan kakinya agar diketahui perhiasan yang mereka sembunyikan. Dan bertaubatlah kamu sekalian kepada Allah, hai orang-orang yang beriman supaya kamu beruntung. [TQS An Nuur : 31]

Dalam ayat tersebut, mengisyaratkan. Betapa Allah sangan mencintai dan menjaga wanita. Bahkan Allah abadikan tentang kita dalam salah satu surah panjang bernama An-Nisa.. Maha Suci Allah, sungguh Allah sangat mencintai hambaNya.. ^_^
Jagalah.. karena akhwat punya 2 kehidupan yang berbeda. Hayatu ‘Aam dan Hayatul khas. Hayatul’ Aam adalah kehidupan umum yang boleh di ketahui oleh orang lain (ajnaby), perkara pendidikan, mu’amalah, kesehatan. Selebihnya tidak perlu kita ceritakan pada laki-laki asing. Bagi ikhwan mana-pun hanya cukup untuk mengetahui ”hayatul ’aam” kehidupan umum-nya saja, kuliah dimana, aktiv di lembaga apa dll.. sedangkan hayatul khas, masalah yang sangat privasi dan menyangkut kehidupan pribadi-….. [keadaan keluarga, keadaan dirinya, selain ”pendidikan, mu’amalah, kesehatan” di luar itu konteksnya sudah hayatul khas...”].. bagi akhwat tidak boleh menceritakan hal-hal yang tadi kepada ajnaby [orang asing, red]… boleh di ceritakan dalam rangka akhwat telah di khitbah. Diperkenankan bagi dia untuk menceritakan ke ikhwan yang telah mengkhitbahnya sebagai pertimbangan untuk lanjut ke jenjang pernikahan. [lihat kitab Nidzamul ijtima’I Taqiyyudiin An Nabhani]
sesungguhnya perkara halal itu jelas, dan perkara haram itu jelas; serta di antara keduanya terdapat perkara mutasyabihat yang kebanyakan orang tidak mengetahuinya. Barangsiapa yang menjahui syubhat itu,sungguh ia telah terbebas dari dosa, dalam agama dan kehormatannya.. sebaliknya, siapa yang terjerumus pada perkara syubhat berarti ia telah terjerumus dalam perkara haram” [HR. Imam Bukhari, Muslim dan ashabun Sunan]
Bersegeralah menikah.. karena lebih menjaga hati dan pandangan. Jangan di teruskan smsan, karena akhwat tidak Ridho dunia akhirat jika hanya untuk di permainkan. Bukan dari tulang ubun ia diciptakan sehingga lupa akan pujian, bukan juga dari tulang kaki karena khawatir akan laksana di injak dan direndahkan… melainkan ia diciptakan dari tulang rusuk.. dekat dengan dada untuk dilindungi dan dekat dengan hati untuk dicintai.

Jangan lebih parah dari orang awam, karena kita adalah orang yang berpemahaman. Jagalah Islam sebagai identititas diri. Ingat.. dan Waspadalah !!

Afwan jika kurang berkenan
Wallahu'alam.

"Dalam Skenario Langit... Engkaulah Pendampingku " (habis)

Alhamdulillah... Akhirnya selesai juga... Afwan Jidan dengan kekurangan, karena saya hamba yang Fakir akan ilmu.. dan juga tidak dalam posisi saudari ana, jadi harap maklum soulnya beda... bagi kawan2 yang tidak dapat souvenirnya, file ini Moga bermanfaat manfaat ^_^

“Menikah adalah sunahku, maka barangsiapa yang tidak suka dengan sunahku, ia bukan termasuk golonganku. Menikahlah, karena aku akan membanggakan jumlahmu yang banyak di hari akhir nanti” (HR. Ibnu Majah)
“Ada tiga golongan yang berhak di tolong oleh Allah SWT : seorang Mujahid dijalan Allah, Mukatab (budak yang membeli dirinya dari tuannya) yang mau melunasi pembayarannya, dan orang yang menikah karena menjauhkan diri dari yang haram” (HR. Tirmidzi) 

Bismillah.. nama Allah kembali ku lisankan, sebagai awal dari tulisan. Sebuah keputusan besar sudah ku mantapkan, keputusan yang akan membawa pada perubahan status dan peran bahkan hak dan kewajiban. Tentang  sebuah keputusan yang akan merubah hidupku, pelengkap dan penyempurna dien dan perjuanganku Insya Allah..


Demi Allah yang jiwa ku ada dalam genggamannya, waktu hidup dan mati ku ada dalam kuasaNya. Keputusan ku untuk menikah di usia muda, bukan keputusan yang tergesa-gesa tapi karena ingin bersegera. Jelas sekali perbedaan antara keduanya, tergesa-gesa cenderung tanpa persiapan dan hanya bermodalkan nafsu dalam memutuskan. Sedangkan bersegera adalah tindakan karena pemahaman dan berbekal kesadaran.. dan kesadaran akan tujuan dari segala tujuan dalam pernikahan adalah untuk mendapatkan salah satu pintu untuk meraih keRidhoan Allah yaitu keRidhoan suami yang karenanya Allah pun Ridha pada sang Isteri. Dan pernikahan adalah salah satu sunah Rasul yang utama, karena ku tidak ingin mati dalam keadaan tak lengkap Dien ini..


Ooupps.. awalnya aku merasa masih sangat muda untuk bersegera merajut pernikahan, tapi ternyata ke “Geeran ku” terbantahkan oleh sahabat Rasulullah Zaid Bin Tsabit yang menikah saat berumur 12 tahun dan Usamah bin Zaid yang telah  menikah dengan  Fatimah binti Qais  di usia  16 tahun. Atau sosok Shahabiyahnya adalah si cerdas Ummul Mukminin Aisyah ra dan anak yang menjadi Ibu bagi ayahnya Fatimah Az Zahra ra yang menikah pada umur yang sangat belia, malu rasanya karena ternyata kami sudah terlalu Uzur untuk di sebut sebagi pasangan muda ^_^


Oh ya.. pesan dan ungkapan hati ini, ku tujukan pada seseorang...


Untuk Sang Suami yang telah Allah halalkan untuk ku..
Terimakasih karena engkau telah memilihku diantara ribuan bidadari dunia yang ada di luar sana..padahal aku hanya wanita biasa yang minim agama, bukan dari keturunan terpandang dan keluarga berada juga tidak secantik sosok fiksi Anna Althafunnisa yang di idam-idamkan kaum pria..
Kepada engkau yang akan menjadi pendampingku...
Dengan segala keterbatasanku sebagai seorang hamba, awalnya aku masih wanita yang asing bagimu.  Terangkanlah apa-apa yang tidak ku mengerti tentangmu agar aku memahami apa yang tidak membuat mu Ridha padaku, dan pasti akan ku jauhkan dari pandanganmu..


Kepada engkau yang kan menjadi nahkoda dalam perjalanan menuju syurga..
Ketahuilah.. aku bukan sosok Khadijah yang sabar, tabah dan pendamping sempurna dalam menghadapi kerasnya kehidupan.. ada kalanya aku bersikap kekanak-kanakan dan tidak sabaran, bahkan mengeluh dengan keadaan.. maka bila itu terjadi pahami lah aku, tetaplah tersenyum padaku, jadilah lisan Allah untuku, agarku tau aku harus mampu tangguh sebagai calon ibu dari para syuhada..

Duhai engkau yang ku pilih karena Allah..
Maafkan.. jika nanti aku tidak selalu tampil cantik di matamu.. ada kalanya aku terlihat lusuh, kusam dan tidak nyaman untuk kau pandang..mungkin karena aku terlalu sibuk  memerankan tugasku sebagai seorang Ibu bagi calon mujahid-mujahidah kita, karena tidak ada peranan yang lebih penting daripada peran seorang Ibu sebagai manajer rumah tangga dengan semua aktivitasnya yang mulia. Bisa jadi aku tak sempat bersiap diri untuk menyambutmu pulang..atau bisa jadi pula kau menemukanku menahan kantuk saat mendengar semua cerita dan keluh kesah mu sepulang bekerja. Demi Allah bukan karena ku tak suka, tapi karena Mujahid-mujahidah kita membuatku tidur terlalu malam untuk menenangkan tangis mereka. Maka maafkanlah aku dan tetaplah menjadi kekuatan bagiku..


Untuk suamiku yang akan menjadi penenang hatiku...
Aku tidak setulus dan setegar Fatimah Binti Muhammad... mungkin kau akan menemukanku begitu marah, manja dan menangis tak tau sebab.  Bukan karena aku ingin membangkang dan durhaka padamu, tapi karena aku adalah wanita yang bukan dari tulang ubun ia diciptakan sehingga lupa akan pujian, bukan juga dari tulang kaki karena khawatir akan laksana di injak dan direndahkan… melainkan ia diciptakan dari tulang rusuk.. dekat dengan dada untuk dilindungi dan dekat dengan hati untuk dicintai. Ketahuilah, Allah memberikan ku kelebihan dalam perasaan, aku butuh engkau sebagai tempat keluh kesahku, berbagi bebanku dan pemompa semangatku, karena mungkin saat itu engkau begitu sibuk dengan pekerjaanmu, sehingga sedikit melupakan ku dalam perhatianmu. Maka bersabarlah wahai pemimpinku..yangku butuhkan ada engkau di sampingku..


Untukmu yang menjadi pelipur lara dan pengingat akan Tuhanku..
Engkau tau, aku tidak seperti Aisyah ra yang cerdas dan mampu menjadi tempat bertanya para sahabat, aku minim ilmu agama bahkan fakir dalam taat padaNya, maka bimbinglah aku menuju Rabbku dengan ketaatan yang luar biasa, jangan pernah bosan mengajarku tentang dunia sebagai tempat untuk menanam dan akhiratlah kita memetik hasilnya. Jangan pernah ragu untuk memukulku, di tempat yang di bolehkan oleh Allah, setelah aku tidak mengindahkan nasehat dan peringatanmu ketika aku mulai menyimpang dari aturan Allah. Ajaklah aku dalam malam-malam yang mulia, sepertiga malam dan sujud panjang yang penuh berkah. Jangan lupakan aku, dalam mentadaburi isi alQur’an sebagai pedoman hidup sang hamba..tetap ingatkan aku tentang sebuah perjuangan, yang telah di gariskan oleh Rasulullah dan sahabat..
Untukmu suami yang akan menguatkan perjuangan..


Suamiku..kita hidup dalam kekejian sistem buatan manusia, dimana hukum Allah hanya terletak di tempat ibadah saja dan seolah tidak layak berkuasa padahal Islam adalah agama yang mampu mengatur seluruh kehidupan dengan tegaknya Daulah Khilafah Islamiyah Alaa minhajin Nubuwah..maka kita harus bersabar, karena bisa jadi kita tidak mampu menyekolahkan anak-anak kita di sekolah yang berkualitas dalam pandangan mabda Islam yang mencetak Mujahid dan Mujtahid, karena demokrasi tidak memberi kesempatan pada orang kecil macam kita untuk mendapatkan pendidikan, kesehatan yang layak, karena itu semua hanya untuk mereka yang kaya.


Maka kita pahami, pernikahan ini kita awali dengan sebuah keyakinan akan perjuangan. Dan tetaplah saling menguatkan dan menopang dalam menghadap suatu keniscayaan yang akan kita hadapi dalam menempuh cita-cita yang kita inginkan. Bukan maksudku tuk melalaikan kewajiban jika suatu waktu aku tidak sedang berada di rumah karena dakwah...karena engkaupun tau dakwah pun adalah poros bagi kehidupan kita, tidak bisa kita memilih di antara 2 kewajiban yang tidak mungkin untuk di tinggalkan. Maka jika saat itu terjadi, percayalah bahwa aku tidak akan memilih durhaka pada engkau atau pada Tuhanku. Tetaplah menjadi penopangku duhai ayah dari para calon syuhada...


Untukmu Suamiku.. apa yang kita perjuangkan adalah bisyarah atau kabar gembira yang Allah sampaikan melalui lisan Rasulullah yang mulia..bahwa akan ada suatu masa, hukum Allah di tegakkan, panji Allah di kibarkan, dan Islam akan memimpin peradaban. Janji itu pasti wahai suamiku.. jika suatu saat nanti aku mulai meragukannya, maka tegurlah aku dengan keras karena aku telah lalai pada perjuangan..


Suamiku..engkau tau pasti, kita tidak akan mendidik dan membiarkan Mujahid-mujahidah kita bercita-cita untuk menjadi pemimpin di Negeri Kuffar jika belum juga tegak institusi yang kita rindukan.. kita akan bersama mendidik mereka menjadi generasi para syuhada, yang namanya tertulis oleh darahnya, yang bercita-cita menjadi syuhada penghulu syurga.. dan kehadirannya begitu di nantikan oleh penguhuni langit..Insya Allah.


Suamiku..jika suatu hari nanti, saat hukum Allah di tegakan dengan sempurna. Dan panggilan jihad itu pun membahana...maka demi Allah, jangan engkau pikirkan aku, Aku Ridha engkau memilih Allah dan RasulNya, memilih syahid di jalanNya, memperjuangkan kalimahNya dengan jiwa, raga bahkan nyawa...Teguhkanlah niatmu wahai kekasih hatiku, jangan lah engkau ragu jangan pula kau khawatirkan aku..karena kekhawatiran terbesarku adalah tidak membawa apa-apa yang bisa kita banggakan dihadapan kekasih hati kita kelak, Allah Rabbul Izzati.. janganlah pulang sebelum engkau membawa kemuliaan, engkau menang atau engkau syuhada... Inilah cita-citaku sebagai seorang isteri dan ibu, mengantarkan kepergian kalian anak-anak dan suamiku di pagi hari, dan mendapati jenazah kalian pada petang hari. Demi Allah suamiku, aku akan kuat. Ku pastikan, saat itu aku akan kuat. Aku akan berdoa pada Allah agar megizinkan aku untuk tersenyum melihat kepergian kalian, duhai syuhada yang di rindukan syurga..jika saat itu aku menangis, maka aku menangis sekedarnya saja karena kelemahanku sebagai manusia yang mencintai kalian, tapi kecintaan kalian pada Allah jauh di atas segalanya. Begitu pula kecintaanku pada Allah, hingga aku Ridho dengan kepergian kalian.. jika aku menangis maka aku bukan meratapi kepergian kalian, tapi aku menunggu akankah kesempatan itu tiba.. untuk mati dalam keadaan mulia sama seperti kalian..jika saat itu aku menangis, maka aku menangis karena aku sudah tidak punya seorang pun melainkan aku yang lemah tak berdaya untuk berperang kemudian menjemput  syuhada..maka..untuk kalian yang aku cintai.. tunggulah Ibumu di Syurga..sampaikan salam dan pesanku lah pada Rasulullah, karena ibu mu ini puin merindukan senyumannya saat menyambutku di JannahNya..
Duhai suamiku... yang menempati tempat salah satu bagian hatiku.. yang keRidhoaanya menjadi Tujuanku setelah keRidhoan Tuhanku..


Terimalah ketaatanku dalam bingkai taat pada titah Tuhanku.. karena Cinta padaNya lah kita diperesatukan, dan karena kecintaan pula kita akan dipisahkan,,, Insya Allah

“Dalam Skenario Langit... Engkaulah Pendampingku” (Bag 1)

Sebagai Hadiah dari ku Untuk saudari seperjuangan, membuat tulisan khusus untuk souvenir pernikahan beliau.. Moga Manfaat Ukhti ^_^

Sebuah skenario dari langit...
Semua ada saatnya... apa yang terjadi, merupakan kumpulan episode dalam naskah kehidupan yang telah di gariskan.. yakinlah setiap sesi ada saatnya, dan akan terjadi tepat pada waktunya.. sebuah senyuman, canda, tawa, kebahagiaan yang tercipta, kesedihan yang mendera pasti ada waktunya.. sebuah pertemuan, perpisahan dan perjumpaan kembali tidak luput dari kuasa sang Sutradara...
Dan inilah saatnya..
Sang sutradara menitahkan langit, menggariskan pertemuan dan mengikat kami dalam bingkai suci pernikahan.. ikatan yang menguatkan perjuangan..
Karena Inilah jalan cinta kami..
kokohkan ikatan ini di jalan perjuangan..Izinkan kami melahirkan generasi para syuhada..dan pertemukanlah kami pada suatu masa yang kami yakini akan Niscaya, masa dimana PanjiMu telah berkibar dengan gagahnya, masa dimana hukumMu di terapkan dengan Sempurna, masa dimana Khilafah Rasyidah yang Kau janjikan tegak menjadi mercusuar dunia.. !
disinilah kami di pertemukan... dijalan cinta para pejuang..”

====######**********

Ku tuliskan asa ini di penghujung malam, waktu dimana Sang Rabb begitu dekat dengan si Hamba.. ku tuliskan dengan penuh harapan, bahwa keputusan ini karena iman, bukan karena dorongan syeitan tapi karena aku tidak ingin mati dalam keadaan tak lengkap Dien ini..
Ya Allah sang pemilik hati, ku sandarkan kehidupan ku atas keputusanMu. Ku hadapkan wajahku dalam meminta padaMu, perkenankanlah pilihan hatiku sebagai petunjuk dari Mu. Telah ku pilih dia sebagai pendampingku..Calon ayah dari Mujahid-MujahidahMu..
Rabbi.. Skenario langit tengah berjalan..
Dengan kami sebagai pemain utama dalam kisah yang di perankan, ada haru, ada kesedihan, ada harapan dan tak luput  rasa syukur yang teramat dalam bercampur menjadi satu dalam arti kebahagiaan…
Allahku, skenarioMu sungguh indah dan berjalan sempurna.. seandainya kau tampakan penghuni langit pada dunia, maka bergetarlah hati kami menyaksikan, betapa agung kuasaMu karena pada saat itu bersahut-sahutan nama Mu ditasbihkan..Jika kau perlihatkan penghuni syurga pada dunia mungkin saat  ini mereka tengah dilanda kecemburuan.. karena pada hari ini kami telah dipersatukan dalam ikatan suci penikahan, dengan meletakkan ketaatan  pada Engkau Rabb penggenggam kehidupan..yang Kau janjikan mendapat mimbar-mimbar Cahaya di syurga, sebagai wujud ketakwaan… Subhanallah..
“Sesungguhnya di sekitar Arsy terdapat mimbar-mibar dari cahaya, yang diatasnya terdapa suatu kaum yang menggunakan pakaian dari cahaya. Wajah mereka bercahaya. Mereka itu bukan Nabi dan juga bukan syuhada. Akan tetapi para nabi dan syuhada tertegun (merasa iri) kepada mereka sehingga mereka berkata, ‘ Wahai Rasulullah, tolong beritahu siapa gerangan mereka itu?’ Beliau menjawab, ‘Mereka adalah orang-orang yang saling menjalin cinta kasih karena Allah, saling bermajelis (duduk memikirkan sesuatu) karena Allah, dan saling mengunjungi karena Allah semata. “ (HR. an-Nasa’I dalam sunan Al-kubro).
Rabb penggenggam jiwa..Tak kuasa hamba meneteskan air mata, sungguh “NikmatMu yang mana yang kan hamba dustakan?? andaikan seluruh lautan Engkau jadikan tinta dan pepohonan sebagai penanya, tak mampu hamba menuliskan betapa besar nikmat yang Engkau berikan pada kami yang Faqir ini.. tiada kata yang mampu menggambarkan betapa bahagianya kami hari ini, kebahagiaan yang dirasakan oleh semua makhlukMu yang beriman, karena satu lagi pasangan yang berAzzam membangun Rumah Tangga sebagai pengokoh  perjuangan..
Dan di antara tanda-tanda kekuasaan-Nya ialah Dia menciptakan untukmu isteri-isteri dari jenismu sendiri, supaya kamu cenderung dan merasa tenteram kepadanya, dan dijadikan-Nya diantaramu rasa kasih dan sayang. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda bagi kaum yang berfikir.” (QS. Al-Rûm [30]: 21)
Ya Allah jika Engkau izinkan, jadikan pasangan kami sebagai penguat keimanan, di saat hantaman ujian melanda.. jadikan pasangan kami sebagai penguat perjuangan, di kala letih menerpa..dan jadikan pasangan kami sebagai penunjuk jalan menuju syurga.. satukanlah kami dalam cinta padaMu, satukanlah kami dalam taat padaMu, persatukanlah kami di dalam JannahMu.. Amin

Seri Nafsiyah ^MUHASABAH^

“ Yang paling kuat, dialah PEMENANG…! Namun ternyata api mampu melelehkannya.. Api itu kuat, tapi air mampu memadamkannya.. air itu kuat, tetapi matahari mampu menguapkannya… matahari itu kuat, tetapi awan mampu untuk menghalanginya… awan itu kuat, namun angin mampu menghapusnya.. angin itu kuat, namun manusia mampu menahannya… manusia itu kuat, namun ketakutan mampu melemahkannya… ketakutan itu kuat, namun kedekatan pada Allah mampu meredamnya.. maka tidak ada sesuatu apapun yang mampu mengalahkan kekuatan Rabb langit dan bumi, Maha Benar Allah dengan segala firmanNya..”
*****************************#####################************************


Malam ini terasa begitu melelahkan… mencoba melepaskan kepenatan dengan tidur, namun celakalah diri yang lebih memilih mengistirahatkan badan, atau sekedar menyapu peluh yang berjatuhan daripada memilih mata, hati, tangan, tubuh, dan segala yang mampu di dikuasai untuk melaksanakan segala kewajiban.. ya celakalah diri.. jika merasa aktivitas hari ini begitu menguras energi. Padahal belum ada sebutir pasir kontribusi dakwah yang bisa dia banggakan untuk mendapatkan senyuman Allah dan RasuLNya sebagai dokter umat dambaan.. justru... hari hari dia penuhi dengan keluhan, merasa diri orang yang paling malang. Sulitkah mempercayai Allah sebagai Tuhan semesta Alam yang mampu mengatur segalanya termasuk jasad ini? Segala kebaikan dalam pandanganNya, bukan pandangan manusia, kenapa dia terlalu sibuk untuk mendapatkan pengkuan tapi semakin membuat dia  jauh dari Tuhan??? Padahal dia tahu, tiada yang lebih mengerti tentang dia melebihi mengertinya Allah padanya. Mengapa dia terlalu sibuk dengan kekurangan, padahal ada potensi lain yang Allah berikan?? Dia terlalu sakit dengan kekalahan dan menyerah pada keadaan, padahal masih begitu banyak kesempatan yang Allah Perlihatkan ! kesempatan yang dia sendiri takut untuk memandang apalagi melangkahkan kaki untuk mendapatkan.. apa bedanya dia dengan mereka?? Allah menciptakan waktu yang sama, makanan yang sama, naluri yang sama, akal yang sama! Mengapa dia tidak menyukurinya?? Dan sibuk mencari motivasi untuk menguatkan, tapi dia Lupa ada Allah sebagai sandaran, Alqur’an sebagai pedoman dan ada Janji Allah sebagai tujuan !! sudahlaaaah... dia mulai berkaca... dia patut bersykur.. karena Allah Mengajarkan kita untuk bersyukur, satu kata yang lebih luas maknanya dari sekedar terimakasih. Maka seharusnya dia bersujud dan bersyukur pada Allah, karena Allah telah memberikan nikmat Iman dan menjadikan dia manusia pilihan dalam perjuangan, di saat yang lain sibuk dengan dunia dan tidak mengenal TuhanNya.. maka seharusnya dia patut bersyukur di saat yang lain kuffur.... terlalu banyak yang dia sesali, tapi sedikit yang bisa dia syukuri..


Terlalu bodoh dirinya, terlalu sakit hatinya, terlalu sesak dadanya,  bukan lagi pada perkara umat  semua itu ia tunjukkan.. tapi untuk menangisi keadaan dia seorang diri!! Ingin rasanya dia berteriak, ingin rasanya dia menunjuk dan menyalahkan semua orang, tapi kembali saat dia menunjuk, 4 jari lain mengarah padanya!! Ternyata dia sendiri sang biang kerok itu..! lalu kemana posisi umat dalam diri dan hatinya??? Jika ia hanya fokus untuk perbaikan diri dan melupakan umat dalam perbaikannya??? Mengapa dia terlalu sakit dengan masalahnya, padahal ada umat yang lebih menderita!??!!


Inilaah diaa..  “......Dia, berjalan bukan dengan hati. Kesombongan yang selalu menemani, merasa lebih dari mereka, dengan segudang kelebihan dan keistimewaan yang di berikan Allah padanya, yang menurutnya patut untuk di sombongkan. Memang dia adalah pengemban dakwah


yang mudah dan cepat sekali untuk belajar, di banding pengemban dakwahseusianya, dia selalu tampil vocal, eksis di mata oranglain. Tapi tahukah, dia hanya seperi pepohonan kebanyakan yang tumbuh tinggi tapi mempunyai akar rapuh untuk lama bertahan, dia bisa jadi lebih menjulang dari yang lain tapi kekokohan akarnya sangat mengkhawatirkan. Tidak seperti bambu, yang mungkin membutuhkan waktu yang cukup lama untuk menatap awan lebih dekat, namun saat itu tanpa yang lain sadari, dalam rentan waktu itu bambu sedang menguatkan akarnya, mempersiapkan diri menjulang lebih tinggi dibandingkan pepohonan lainnya. Itu lah persamaan, pohon biasa dengan orang itu. Sama2 cepat menjulang, tapi rentan dengan angin yang mematahkan dan mnghancurkan rapuhnya pertahanan. 


Halaqoh dia jalani seadanya, jarang persiapan dan kalau pun ada, sangat tidak optimal. Pernah melihat orang terjun bebas?? Seperti  itulah dia. Begitu pula saat di minta ngisi training atau orasi, taukah anda minim sekali persiapannya?. Walau orang berkata, vocalnya hebat, ketahuilah Allah tidak sama cara pandangnya dengan manusia, Allah tidak menilai hasil. Apakah memukau ataukah tidak, berkesan ataukan sebaliknya. Tapi Allah melihat kesungguhan HambaNya dalam proses, kenapa orang itu tidak menyadarinya?? Pandangan siapa yang dia inginkan. Allahkah atau manusia saja?.  Kenapa ia tidak berpikir, halaqoh, trainer dan orasi yang di siapkan dengan persiapan yang sangat minim saja sebagus itu, bagaimana jika mempersiapkan dengan optimal?? Bisa jadi Allah akan menitipkan  hidayah melalui ucapannya.. betapa bodohnya pemahaman orang itu...”


 Aku khawatir  terhadap suatu masa yang rodanya dapat menggilas keimanan. Keyakinan hanya tinggal pemikiran yang tak berbekas dalam perbuatan. Banyak orang yang baik tapi tak berakal, ada orang berakal tapi tak beriman. Ada lidah fasih tapi berhati lalai, ada yang khusyuk namun sibuk dalam kesendirian. Ada ahli ibadah tapi mewarisi kesombongan Iblis. Ada ahli maksiat rendah hati seperti sufi. Ada yang banyak tertawa hingga hatinya berkarat dan ada yang banyak menangis karena diaffur nikmat. Ada yang murah senyum tetapi hatinya mengumpat, ada yang berhati tulus tapi wajahnya cemberut. Ada yang berlisan bijak tapi tak memberi teladan, dan ada pezina yang tampil sebagai figur. Ada orang berilmu tapi tak paham, ada yang paham tapi tak menjalankan. Ada yang pintar tapi membodohi, ada yang bodoh tak tau diri. Ada yang beragama tapi tak berakhlak, ada yang berakhlak  tapi tak BerTuhan. Lalu di antara itu semua, dimana aku berada (Ali Bin Abi Thalib) 

Astaghfirullahal Adzimm.........
Ya Allah Ya Karim.. kami tersadar..
Tak henti-hentinya bibir ini bergetar mengagungkan Asma Mu, karena hanya itulah  yang layak untuk kami lakukan atas limpahan rahmat dan nikmat yang Engkau berikan pada hamba MU yang lemah dan hina ini..
Kehinaan yang berpangkal dari kebodohan diri yang tak mengenal Engkau sebagai Tuhan pencipta dan pengatur kehidupan ini…
Kami kecil Ya Rabb. Kami hanya setitik debu yang tak berarti tanpa rahmat dan kasih sayang-Mu. Kami berlumur dosa. Kami penuh dengan alpa. Kami hanya hamba yang belajar makna keikhlasan, ketaatan, dan kepasrahan.
Tak jarang kami lalai dan mencoba bermain api. Tapi sungguh, pengampunanmu tiada bertepi., izinkan kami menghiba memohon cinta dan ridho-Mu. Biarkan kami bersimpuh memohon belas kasih-Mu yang tak pernah ada ujungnya.

Ya Ilahi Rabbi, kami melangkah sejauh ini hanya demi mengharap ridho-Mu. Bila itu tak dapat kami raih, lalu akan kemana lagi kami akan berpaling? Sedari mula kami beranjak, hanya cinta hakiki milik-Mulah sebagai tujuan. Pandulah kami menapaki jalan-jalan orang-orang shalih yang telah pernah terbentang sebelum kami. Dan bukan jalan orang-orang sesat yang tlah Kau murkai jalannya dan bukan pula jalan orang-orang kafir.
YA Allah Ya Karim, tidak pantas kiranya kami terlalu sibuk dengan diri sendiri, melupakan yang umat telah lama menanti sang pejuang demi tegaknya agamaMu, disinilah kami berdiri
pantaskan kami dalam perjuangan ini, hingga kami menang atau MATI dalam keadaan tegak Dien ini. Amin

Seri Hikmah "Ini Ceritaku, Apa Ceritamu??"

Pertengahan tahun 2006.
Menjadi tahun perubahan bagiku. Aku yang tomboy, rajin berkelahi. Rajin memamerkan aksi tinju dan tendangannya ke tubuh lawan yang semuanya laki-laki, tiba-tiba berubah. Perubahan drastis yang mengherankan bagi keluargaku. Sebuah perubahan yang membawaku ke dunia yang tidak pernah ku kenal sebelumnya, karena yang ku tahu hanya mengamuk, berkelahi, main-main, dan ingin menang sendiri.

Sore itu, sepulang dari rumah kenalanku. Ku bawa 2 contoh seragam sekolah ke hadapan mama. Seragam putih abu-abu dan seragam pramuka, dengan niat beliau merestui pilihanku. Ya, pilihan menjadi seorang muslimah yang ingin menggugurkan satu dari sekian kewajiban yang dibebankan Allah padanya. Pilihan untuk menutup aurat dengan sempurna.

Rona senyum dari wajah yang ku muliakan itu berubah. Saat ku sampaikan niatku, untuk mengenakan Jilbab dan Kerudung. Pakaian yang menjadi identitas bagi muslimah dan harus selalu ia kenakan di kehidupan umumnya. Ku pamerkan seragam terusan itu pada mama, dan mengatakan “ini Jubah seragam Ma, Insya Allah juga akan di buat Jubah olahraga dan sasirangannya”. Dengan kepolosanku, yang saat itu belum memahami perbedaan Jilbab dan kerudung. Karena keinginan memakainya telah ku azzamkan bahkan sebelum aku mendapatkan pemahaman tentangnya.
Samar-samar terdengar jelas.

Meskipun pelan, namun suara parau beliau seperti halilintar di siang bolong bagiku. Tidak pernah sekali pun beliau mengatakan hal itu. Meskipun saat aku berhasil membuat menangis anak tetangga, karena menampar rahang wajahnya tepat di depan rumahnya, atau saat ku benturkan kepala anak tetanga lainnya ke pagar besi rumahnya tepat di depan mama dan kakaknya. Atau saat aku pernah menendang dan membuat jebol seng rumahku, atau setiap tanganku berdarah untuk kesekian kalinya karena hukum III Newton yang ku terapkan antara tangan dan dinding atau seng rumahku . Ataupun saat aku menampar perut kakak ku yang saat itu sedang mengandung anak pertama. Tidak pernah sekalipun mama berkata seperti itu padaku. Mama hanya menganggapnya sebagai kenakalan biasa anak remaja, meskipun perasaan khawatir dan ketar-ketir kerap beliau rasakan. Namun saat itu, orang yang paling ku harapkan dukungannya, berbalik dan berbeda jauh dengan pendapatku.

“kalau kamu memang sudah tidak lagi menganggap yang ada di hadapanmu ini mama, maka terserah kamu saja dan tidak perlu lagi mendengarkan mama. Mama tidak akan memperdulikannya..” mama menjauh.
Aku terdiam dan menangis, sambil beristighfar. Mama maafkan anakmu, tak sedikitpun keinginan ku ini ingin menyakiti hati mu bahkan menambah rentetan panjang kesedihan mu terhadap tingkahku selama 16 tahun ini. Kebulatan tekadku mengendur, kerasnya kepalaku pun perlahan mencair. Kenapa di saat seperti ini aku tidak punya kata yang biasanya ku sampaikan untuk mematahkan pandangan semua orang yang berbeda dengan ku.

 “Seperti teroris”
“Lebih baik kamu jadi anak jahat kemudian baik, dari pada jadi baik tapi kemudian berbalik menjadi orang yang jahat” hardik ayah
“Jangan keterlaluan dan berlebih-lebihan dalam agama”
“Ini Indonesia, sadarlah nak..tidak ada yang mau mempekerjakan jika bajumu seperti itu..”
“kenalan Ayah yang dulunya pakai cadar, bukan hanya melepaskan cadarnya, bahkan sekarang merokok dengan memakai rok mini”
“kamu mau dapat suami seperi apa?, dengan janggut dan sorban dan celana cingkrang yang tidak jelas masa depannya??”

Ayah yang biasanya membela dan hampir selalu berada di pihak ku, seolah tidak memberikanku kesempatan untuk menjelaskan perubahan dan pilihan yang ingin ku jalani saat ini. Bukan karena paksaan Yah, tapi karena sebuah kesadaran sebagai seorang hamba yang harus selalu taat pada perintahNya jeritku dalam hati. Aku yang di kenal kuat dan pemberani, seolah gagu dan tidak mempunyai keberanian untuk mengungkapkan.

“Ya Allah Ya Rabb, permudahlah jalanku untuk mendekat padaMu.. kuatkan hatiku, perkokoh Azzamku..Jauhkan keragu-raguan dalam hatiku” pintaku dalam setiap sujud dan do’aku.

Meski masih dalam pertentangan,  Allah memudahkan langkahku untuk mengenakan Jilbab dan Kerudung. Tidak hanya saat di luar rumah, seragam sekolah dan baju olahraga pun ku buat terusan. Izin pihak sekolah dan guru olahraga sudahku dapatkan, namun Allah masih menguji kesungguhan hatiku untuk berubah dan bertahan di jalan ini.
Di sekolah. Sebagai orang yang pertama kali mengenakan seragam terusan, Aku 2 kali di permalukan di tengah lapangan. Perkara saat itu, aku tidak mengenakan kerudung dengan cap nama sekolahku. Kerudung yang berbeda dari siswi lainnya, yang sengaja ku kenakan karena lebih lebar dari kerudung sekolahku. Pernah di paksa di buka di tengah lapangan oleh pihak sekolah. Tapi, Allah menyelamatkanku, aku berhasil kabur dan menyelamatkan diri.
Kemudian hari berikutnya. Selesai upacara, saat pemeriksaan kelengkapan seragam. Salah satu guru menarik dan memaksa membuka seragamku yang Alhamdulillah di dalamnya masih ada kain untuk menyambungkan ke rok abu-abuku juga masih ada Shobbunku. Semua mata tertuju padaku, karena saat itu aku berada tepat di tengah lapangan sekolah. Ibu guru bingung dengan seragam yang ku kenakan. Dan salah satu dari mereka mengatakan

 “Kamu sudah memberikan contoh yang tidak pantas pada adik-adik kelasmu!” “silakan bergabung dengan mereka” beliau menunjuk siswi-siswi yang akan di kenakan sangsi dan point. Dengan tegas pihak sekolah akan memanggil orangtua dan menskorsku karena pakaian yang ku kenakan.

          Aku menangis,  kepantasan yang seperti apa yang harus kucontohkan pada mereka?. Apakah dengan mengenakan rok ketat sepinggul? Atau dengan berkerudung, tapi dahiku terlihat poni dan di punggung masih tergerai rambutku? Jeritku dalam hati.

          Allah masih mengujiku. Sebagai anak ke 6 dari 8 bersaudara. Di hasilkan oleh didikan yang keras, tentu aku bukan anak satu-satunya dengan perangai keras kepala. Sering sekali aku lari, sesaat setelah teman kakakku, atau tamu yang langsung masuk rumah tanpa permisi, konsekuensi dari rumah ketua RT jawab Ayah saat ku minta untuk menegur mereka yang masuk tanpa permisi kerumah. Tidak bisa di hitung dengan jari, karena sudah kesekian kalinya aku lari dan bersembunyi sambil menangis karena tidak ada seorang pun dari keluargaku yang sepaham, bahwa ada anak gadisnya, ada adik gadisnya yang harus menutup aurat ketika ada orang yang bukan mahromnya. Bahkan aku di sidang oleh keluargaku, dengan alasan “tidak menghargai dan menghormati tamu”. Hujatan, kemarahan dan makian tertuju padaku di kursi pesakitan. Aku menangis sejadi-jadinya, apalagi saat tamparan mendarat ke wajahku dari salah seorang kakak laki-lakiku. Yang membuatku tidak bisa makan selama berhari-hari. Akan membakar dan membuang Jilbab dan Kerudung, menjadi salah satu acaman untukku.

 “Kura-Kura berjalan”
“Karung berjalan”
“Batosai berjalan”
“Ubur-Ubur berenang”

Dan seterusnya adalah perkataan yang hampir setiap hari ku dengar dari siswa-siswi di sekolahku. Yang hanya ku anggap sebagai angin lalu. Di remehkan karena menggunakan jilbab olahraga, di anggap tidak mampu optimal bergerak. Menjadi salah satu motivasi bagi ku untuk membuktikan pada mereka, bahwa aku mampu. Dalam pengambilan nilai olahraga, aku hampir selalu mendapatkan nilai yang terbaik. Perolehan menit saat lari 10x mengelilingi lapangan yang kebanyakan kawan-kawanku dapatkan selama 10-12 menit, aku raih dengan 6 menit. Aku ingin membuktikan, bahwa terikat dengan hukum Allah tidak akan menyulitkan. Karena sesungguhnya Allah lah yang paling tau aturan yang tepat untuk hambaNya.

          Sudah 5 tahun berlalu. Allah memudahkanku untuk melewati sedikit dari apa yang bisa ku ceritakan tentang perjalanan jilbabku. Keluargaku sudah menerima pemahamanku, bahkan mendukng aktivitas yang ku lakukan. Dan sekarang Allah mengujiku dengan ujian yang berbeda. Dan tentu aku yakin, kalian juga punya cerita berbeda dan ujian yang berbeda pula. Satu hal yang pasti, ujian itu adalah sebuah keniscayaan, cara Allah menunjukan cinta kepada hambaNYa. Maka, raihlah cinta itu dengan berprasangka baik dan tetap berada dalam tuntunan agamaNya. Wallahu musta’an

“Apakah kamu mengira bahwa kamu akan masuk syurga, padahal belum datang kepadamu (cobaan) sebagaimana halnya orang-orang terdahulu sebelum kamu? Mereka ditimpa oleh malapetaka dan kesengsaraan, serta digoncangkan (dengan bermacam-macam cobaan) sehingga berkatalah Rasul dan orang-orang yang beriman bersamanya: "Bilakah datangnya pertolongan Allah?" Ingatlah, sesungguhnya pertolonganAllah itu amat dekat.”
[TQS Al Baqaroh ; 214]

Jilbab=pakaian kurung panjang yang tidak berpotongan
Shobun = pakaian rumah,  yang biasa di kenakan di rumah.

Depan computer, ditemani Murotal Saad al Ghamidi.
19 desember 2011. 22.28 WITA

"Seperti yang di ceritakan oleh narasumber.."

“Terpeleset Cinta di dunia maya -__-“

Uhukkk !!
Leher gue tercekat. Bukan karena gue sendirian di tengah malam buta, hujan pula, di depan computer jadul yang sejak dulu setia menemani tumpahan emosi. bukan pula karena rasa takut kalau-kalau retina mata menangkap bayangan makhluk malam berkeliaran gentayangan, paling mereka yang kabur duluan. Karena wajah dan penampilan mereka kalah seram Xixixixixi KuntilOma bereaksi….\ (>_

Ckk…ccckk…cckk… mulut gue berdecak, bukan karena ada cicak  dan sekarang bukan pula karena melihat makhluk manis lewat. Tapi yaaa ini, parah banget lagi-lagi ide tulisan yang keluar dari batok kepala gue tentang virus GaJe merah jambu.

“Bukankah teko akan menumpahkan isinya ya? Berarti… jangan…jangan..???” tiba-tiba ada yang nyeletuk
“Hussh ! Aluh Gosssiip.. Siti Markunyut, behinip alias mingkem -__-“

Bohong namanya, kalau tak punya maksud apa-apa. Setiap perbuatan pasti punya tujuan bukan ?. Sepertinya gue perlu ngambil spesialis Cinta deh, biar kagak ada lagi yang maen mata, bermain-main dengan perasaan, sms-an, chat-chatan. apalagi maen Khitbah-khitbahan. Dan di area pesbukan ini… kesempatan bejibun, pagar penjagaan diri pun juga perlu di bentengi.  Kalau ada, Aha! tinggal JITAK ! dengan hukum syara’…


Yaaah… beginilah CINTA. Banyak makna, dan tidak pernah habis untuk di ungkapkan, di ceritakan, di abadikan, di sebarluaskan. Semua orang pernah merasakannya, minimal kecintaannya terhadap diri sendiri. Mau tau definisi yang tepat tentang cinta?? silakan cari cermin hati anda masing-masing. Disana akan tertangkap sebuah bayangan kebenaran, karena jika hati anda bersih jauh dari debu jalanan dan nafsu kehidupan.  Di balut dengan pemahaman yang benar tentang Sang Pencipta juga pengatur kehidupan, di penuhi kecintaan pada sang pemilik Cinta. Maka Insya Allah akan bisa di pastikan, cerminan definisi cinta  hati anda akan TEPAT !

Salah menafsirkan, maka tidak akan ada gunanya perasaan cinta, karena hanya akan berpangkal pada hawa nafsu yang di penuhi dengan bisikan syeitan juga berujung kemaksiatan. Dan salah definisi tentang cinta pun kini menjamur, bukan hanya di kalangan orang-orang ‘aam. Bahkan di tumpukan hati, di tengah padatnya rutinitas para pengemban dakwah, tersimpanlah naluri “ingin di mengerti”, “ingin ada tempat berbagi”, “ingin tempat mengingatkan dan menguatkan diri”, “ingin tempat memotivasi” dll dsb.

Wajar. Allah mensifati hambaNya dengan naluri dan fitrah untuk mendapatkan rasa cinta juga kasih sayang. Salah satunya kasih sayang dan perhatian dari orang tua pada anaknya. Namun ternyata, ada perasaan “lain” “perasaan Berbeda”. yang bisa jadi “apik” tersembunyi, atau keluar tanpa kendali. Yang berbahaya.. yang mampu menggerogoti keimanan.. yang jika terperosok lebih dalam, akan sulit untuk mencari pegangan.. karena jika virus februari mulai menyergap ke relung hati, maka kurung lah ia bersama bang Napi. Waspadalah…! berhati-hatilah, karena efeknya akan lebih ganas menggerogoti keimanan

Teringat masa jadul dulu, Salah kaprah tentang definisi juga cara mengungkapkan cinta, pernah ada pada hati anak ingusan beberapa tahun suram…
“kagak mau tau…Pokoknya, pacar gue nanti harus tinggi ! dia harus 2 atau 3tahun lebih tua…. Trus pake kacamata, pinter, cool, dan yang terpenting harus Shalih !!!
celetuk gue waktu masih muda dan jahil-jahilnya… saat di tanya kriteria pacar idaman. Sontak kagak ada satupun tampang kakak kelas gue atau kenalan teman gue yang menyanggupi kriteria pangeran impian jadul gue entu. Mana ada orang shalih mau pacaran coba?  Bukankah Allah pun mengabadikan dalam firmanNya, bahwa Laki-laki yang baik hanya di peruntukan bagi wanita yang baik ?

“Wanita-wanita yang keji adalah untuk laki-laki yang keji, dan laki-laki yang keji adalah buat wanita-wanita yang keji (pula), dan wanita-wanita yang baik adalah untuk laki-laki yang baik dan laki-laki yang baik adalah untuk wanita-wanita yang baik (pula). Mereka (yang dituduh) itu bersih dari apa yang dituduhkan oleh mereka (yang menuduh itu). Bagi mereka ampunan dan rezki yang mulia (surga)”
[TQS An Nur : 26]


Begitulah… keadilan Allah Azza Wa Jalla. Jikapun tidak demikian, wanita yang baik mendapatkan suami yang buruk.  maka bisa jadi hal itu menjadi ujian bagi hamba-hambaNya. Karena mungkin, ada keburukan kita yang sepadan dengan keburukan sang suami. Wallau’alam.

Hhhhhh… ambil nafas, Langsung ke Topik pembahasan. Gue yakin, elu pada punya akun FB, FS, Twitter, Blog atau salah satu di antaranya bukan?. Perhatian dan perlu di Hindari juga di waspadai, di antaranya penyebar Virus hati di area dunia maya…Setiap ada pertemanan dengan lawan jenis yang sudah memenuhi satu saja kriteria hati example nih yee..

do’I satu jama’ah, satu pemikiran, satu perasaan trus satu perjuangan,
amalan yaumil/nafsiyah do’I sangat terjaga,
do’I mendapat amanah top level tetentu di lembaga,
do’I hafal alqur’an,
do’I penulis berbakat binti hebat,
do’I seorang therapis bekam atau ruqyah, pandai design grafis etc
do’I pandai bela diri,
tsaqofah do’I otre bangret, terlihat juga di status-status terbaru die
do’I bisa juga pinter bahasa arab,
do’I seorang trainer dengan segudang prestasi,
pemahaman do’I tentang ilmu alqur’an dan ilmu hadist bagus,
retorika do’I tidak terbantahkan, pandai berdiskusi terlihat saat debat di dunia maya,
do’I punya militansi dakwah yang super dll

atau dari fisik..

wajah yang teduh dengan pancaran keimanan terlihat, bekas wudhu dan sujud yang juga jelas terlihat,.. daann  tambahin deh…

dan menurut laporan redaksi juga hasil investigasi, yang akan di lakukan…

Kalau buka FB, maka yang pertama di lihat..
Kagak bosen-bosen Melihat profile do’i,
mandang atau bahkan senyum-senyum sendiri waktu melihat fhoto do’I atauuu… jangan-jangan di Save pula ???? waataawww !! kalau di pajang di dapur sebagai pengusir tikus mah mangga….gadung.

Ngecek dinding, catatan dan komen-komennya.. always update status terbaru Do’i. betul apa bener ? dan sering komen, atau sesekali komen tapi teteuupp terus update walau tak berani komen.

Berbunga-bunga jika akun yang sama tapi berbeda jenis sering “nge-like” atau “nge-komen” status kita

Kalau akhwat nih (hanya oknum) , awalnya marah-marah dan sewot jika ada ikhwan yang nyapa di obrolan/chat room.. padahal… ngarep.com (hiiyyyy… amplop dah -__-‘)

Mulai tanya-tanya dengan akun yang dekat dengan do’i

Berbunga-bunga jika menjadi salah satu orang yang di tag di catatan, tautan, video dll punya do’i

Mulai lah rutin dan ngeronda ngobrol di chat room…Mulai tuker-tukeran no HP, eeehhh malah kemudian berlanjut saling kasih sms tausyiah, mengingatkan Shalat malam.. Astaghfirullah trus anda tidak mohon ampun ama  lakon anda entu mas bro dan mba sis ?
smsan teruuuussss berlanjuttt, pake acara telpun-telpunan sampai sulit sekali rasanya di lepaskan. Karena ada perasaan hati yang bermain, di lengkapi dengan lem perekat, dan bumbu-bumbu dari syeitan lakanatullah alaih.

Silakan lanjutkan, bagi yang berpengalaman…. -__-!

Apes. Kasian. Walau beda kota dan propinsi, pernah ketangkep basah kopi darat waktu ada agenda nasional. Mencuri kesempatan, membuka peluang semakin mengotori hati. Innalillahi…

Ada juga yang janjian ketemuan di warnet, walau kagak berdua-duan karena boxnya beda. Cara ngobrolnya pun beda, Via chatting booww… (waddooow Mau meng akal-akali hukum syara rupanya???)

Ada juga yang saling berkunjung ke tempat tinggal masing-masing, padahal belum ada akad ta’aruf.. (mengerikannn….)
Nah yang ini nih…sering amat mengungkapkan “kegalauan status” di depan khalayak. Sering komen-komen status yang tidak pantas..

atau ikhwan-akhwat bersangkutan saling komen tentang “milad mama ikhwan, dengan hadiah-hadiah yang di berikan si akhwat”

Atau gini..
Example : dari si akhwat
“Duhai penawar hati ku, pelengkap dien ku. Sebentar lagi diri jiwa ini akan mendekapmu, menjadi milikmu.. akan ku serahkan cinta dan hati ini hanya padamu………………”

Eh tiba-tiba sang ikhwan nge komen
“Wahai calon isteriku… kehadiranmu nanti di malam-malam sepiku.. (Tiiddaaakkk males lanjutin!)

Padahal, pernikahannya belum di tentukan !! PUAARAAAHH !!!!!

Mana mungkin, anda menginginkan pendamping yang terjaga. Sementara anda berperilaku  demikian??
Jika merajut ke arah pernikahan. Alhamdulillah… tapi bukankah pernikahan barokah hanya akan di capai lewat jalan yang barokah pula ???

Sadarilah… tidak ada guna menyebar Cinta bukan pada tempatnya, hati-hati pasangan adalah cerminan diri. Anda tidak menjaga diri, bagaimana dengan jodoh nanti??

Pernah ada pasien ruqyah, yang mau “bunuh diri”, karena si calon suami di vonis tidak berumur lama. Tidak hanya 1-2 orang, kasus serupa berupa “perasaan lebih pada lawan jenis” juga pernah di tangani. Mencoba berempati, bisa jadi saat dalam posisi beliau penyikapan kita tidak jauh berbeda, karena Syeitan dan konconya paham betul trik jitu untuk melumpuhkan keproduktifitasan pengemban dakwah dalam perjuangan yaitu melalui perantara HATI. Dan Hati adalah media yang paling ampuh dan menjadi celah membuat keropos pemahaman, tetapi masih ada pemahaman dan keimanan, ada saudara sejama’ah yang tidak henti mengingatkan juga ada takut dan taat pada Allah semata yang Insya Allah akan menjadi perisai bagi kita.. sadarilah kawan !

A’udzubillahi minasyaithonirrajiim
Wallahu musta’an
22 0112 01.10 WITA
Selesai tepat dengan selesainya murottal
surah al baqaroh Syeikh Mishary Rasyid El Fahsy

“Suatu Sore, di Ma’had Tahfizul Qur’an Umar Bin Khattab”

Bismillahirrahmanirrahim..

Pada sore sabtu, 28 01 12 jam 17.00

“Assalamu’alaikum”
-Deg-
Suara seorang Ustadz yang ada di balik hijab, menganggetkan dan membuat jantungq berhenti sesaat, namun detik berikutnya berdetak tidak karuan. Masya Allah, Laa haula wa laa quwwata illa billah... lisan ku berujar, memohon kekuatan pada sang Maha Kuat Allah Robbul Alamin. Tidak pernah rasanya segugup ini, saat mengisi Halqoh perdana, saat di minta orasi jalanan di tengah keramaian kota, mengisi training dengan banyak peserta ataupun saat diminta meruqyah pasien untuk yang pertama kalinya. Tidak sebegini lebaynya gugup yang di rasakan.

“Semuanya sudah lengkap?”  beliau bertanya

“hari ini ada 5 orang Ustadz, satu orang sedang sakit. Sedangkan 2 yang lain persiapan menghadapi ujian sekolah dengan les tambahan ” jawab Ustadzah Arbayah, pembimbing kami dalam Tahsin dan Tilawah Al Qur’an.

“Kalau begitu kita mulai, sebelum saya tunjuk, ada yang mau menawarkan diri?” tanya Ustadz Zainuddin yang merupakan pimpinan Ma’had, setelah sebelumnya beliau menjelaskan ujian tahsin dan tahfidz perdana sore itu, dengan mengujikan fasihnya santriwati membaca alqur’an dengan makhrojul hurf yang benar, tajwid dan mad yang juga tepat. Kemudian mengujikan ayat-ayat ghoribah, dan yang terakhir adalah menguji Juz 30 yang telah kami hafal.

“di tunjuk saja Ustadz” jawab kami serempak.

Semakin lama tenggorokan semakin kering, jantung semakin tidak bisa di ajak kompromi, saking satu tubuhnya, anggota badan pada ikut berpartisipasi menghadapi kegalauan sore itu. Dada semakin terasa sesak menahan kegugupan menunggu detik-detik, nama siapakah gerangan yang pertama akan beliau lisankan…

Dani saat beliau memanggil..

“saya tunjuk dari absen yang paling bawah ya.., Yuyun ada ?..”

Haa?..
daku melongo.lunglai.. Mata melotot. Tiba-tiba pening, darah rasanya mengalir begitu cepat lebih dari kecepatan cahaya. Kegugupan yang ku rasakan, juga dirasakan oleh semua santriwati yang hadir saat itu. Atmosfirnya sungguh..sungguh.. tidak bisa di ceritakan kawan.

“ada Ustadz” jawab ku sesaat setelah “sedikit” berhasil menguasai diri, sambil berjalan mendekati hijab. Panas dingin, tangan gemetaran, batuk-batuk, keringatan. Di balik hijab tertutup rapat tanpa celah saja segugup ini, apalagi jika langsung berhadapan batinku.

“silakan buka, surah An Nahl ayat 94 dan baca”

“Inggih” jawabku

Dan what happen aya naon sodara-sodara ?? Leher tercekat, rasanya suara lantang saat aksi juga orasi tidak tersisa saat itu. Bacaan amburadul, kacau. Kaidah tahsin yang benar lenyap dari ingatan. Seumur hidup baru pertama mengaji berhadapan langsung dengan orang yang bukan mahrom.

“ya, cukup. Sekarang buka panduan tahsin tilawah, halaman 74 ayat ghoribah point 4 dan baca”
Eng..ingg..engg apa yang terjadi kali ini kawan? Tidak jauh berbeda.. hancur !

“lanjutkan point berikutnya” ucap beliau
Dan Ternyata........... sami mawonn!!! Tidak kalah huaancuur  -__-“

“sekarang hafalannya.. lanjutkan ayat yang saya baca” beliau membaca pertengahan surah Al Ghaasyiyah, kemudian pertengahan surah Al Fajr, Juga Asy Syams. Dan terakhir beliau minta membaca lengkap surah At Tiin

Tett…ttooot… tiba-tiba lupa ingatan, blenk dokumen, mulut terbuka, menganga.. di menu otak bertuliskan “maaf bro, anda belum beruntung. File lagi ngadat yey.. capnyusss ciiinngg” tidaakkk, innalillah tidak ada satupun jawabanku yang tepat, menyedihkan, mengecewakan…

“Yuyun, perlu di ulang-ulang lagi hafalannya. Setelah mantab baru bisa menlanjutkan ke hafalan berikutnya” pesan beliau menandakan berakhirlah sudah pergolakan batin itu..
Beliau melanjutkan, dengan Rizka, Ka Ratna, Ka Mariani kemudian Amy.. semuanya berhasil walau juga tidak kalah menghadapi “ngadatnya” bongkahan cairan padat dalam kepala, alias otak.
Hasil ujian sore itu akan menentukan, apakah santriwati akan naik tingkat ke Tahfidz Qur’an di handle juga di bimbing oleh Ustadzah yang seorang Hafidzah 30 juz ataukah di turunkan ke Tahsin, untuk mengulang perbaikan kaidah tajwid juga tilawahnya.
Dalam perjalanan sepulang dari ma’had, otak berpikir keras, apa yang sebenarnya Allah ingin sampaikan dari ujian sore tadi ???
Sesampai di rumah, baru sadar..
Sebagai seorang peruqyah, yang mengharuskan mempunyai bacaan Al Qur’an yang Fasih, tahsin yang benar dan pelafalan yang tepat. Seakan meyakinkan diri, akan mampu lulus pada ujian Tahsin juga Tahfidz sore itu. Tapi, sungguh Allah Maha Mengetahui, bisa jadi Allah menilai kepercayaan diri itu bukan sebuah keyakinan, melainkan sebuah kesombongan. Astaghfirullah.. semoga Allah mengampuni kelalaian juga kelancangan diri ini. Allah lah yang memiliki jantung, dada, suara dan semua anggota badan ini. Dengan mudah Allah perintahkan, otak berhenti untuk mencari filenya, atau Allah perintahkan jantung semakin berdegup kencang, yang akan mampu mengacaukan konsentrasi kita. Itulah scenario Allah untukku. Bisa jadi pandangan orang lain tahsin kita sudah bagus, suara dengan tartil yang merdu. Akan tetapi, pada sore itu di Ma’had Tahfidzul Qur’an Umar Bin Khottob, Allah menunjukan cara pandangNya yang lain, yang tersendiri dan berbeda dari cara pandang manusia, Subhanallah..
semoga diri mampu menangkap maksud tersembunyi, dari Allah Rabbul Izzati..
+++
=============================================================================
                                       ‘FLASH BACK’                                    
=============================================================================
Banyak sekali keutamaan bagi seorang penghafal Al Qur’an, di antaranya ia mampu memberikan syafaat kepada 10 orang anggota keluarganya yang telah di tetapkan masuk kedalam neraka. Memberikan pakaiaan yang bagus bagi kedua orangtuanya, yang harganya tidak mampu di bayar penduduk dunia. Dan banyak sekali keutamaan lainnya, Subhanallah…
Di antara sifat yang harus di miliki seorang penghafal Al Qur’an adalah ikhlas dalam mempelajari Al Qur’an, hanya karena Allah semata.
Para pengkaji dan penghapal Al Quran harus mengikhlaskan niatnya, dan mencari keridhaan Allah SWTsemata, dan semata untuk Allah SWT ia mempelajari dan mengajarkan Al Quran itu, tidak untuk bersikap ria (pamer) di hadapan manusia, juga tidak untuk mencari dunia. Imam Al Qurthubi menulis dalam pembukaan tafsirnya “ Bab Tahzir Ahli Al Quran wa al Ilmi min Ar Riya wa Ghairihi” ia berkata:
Allah SWT berfirman: “Sembahlah Allah dan janganlah kamu mempersekutukan-Nya dengan sesuatupun.” (An Nisaa: 36). Dan Allah SWT berfirman: “Barang siapa mengharap perjumpaan dengan Tuhannya maka hendaklah ia mengerjakan amal yang saleh dan janganlah ia mempersekutukan seorangpun dalam beribadat kepada Tuhannya.”(Al Kahfi: 110)
Muslim meriwayatkandari Abi Hurairah r.a. ia berkata: aku mendengar Rasulullah SAW bersabda: “Orang yang pertama kali disidangkan pada hari Kiamat ada seorang yang dinilai mati syahid. Orang itu dihadirkan, kemudian kepadanya dibeberkan ni`mat-ni`mat Allah yang telah diberikan kepadanya, dan ia mengakui hal itu. kemudian Allah SWT bertanya: Apa yang engkau lakukan sebagai rasa syukur terhadap ni`mat-ni`mat itu? Ia menjawab: Aku berperang membela-Mu hingga aku mati syahid. Allah SWTmengomentari: “engkau berdusta, karena engkau berperang hanya untuk dikatakan sebagai si pemberani, dan itu sudah dikatakan orang”. Maka vonisnya kemudian diputuskan, dan ia diseret dengan muka menghadap tanah, hingga ia dilemparkan ke neraka.Kemudian seseorang yang telah mempelajari Al Quran, mengajarkannya dan membaca AlQuran. Orang itu dihadirkan, kemudian kepadanya dibeberkan ni`mat-ni`mat Allahyang telah diberikan kepadanya, dan ia mengakui hal itu. kemudian Allah SWTbertanya: Apa yang engkau lakukan sebagai rasa syukur terhadap ni`mat-ni`matitu? ia menjawab: Aku mempelajari Al Quran, dan mengajarkannya kepada manusia,dan aku membaca Al Quran demi-Mu.
Allah SWT mengomentari jawabannya itu: “Engkau berdusta, karena engkau mempelajari Al Quran agardikatakan orang sebagai orang alim, dan engkau membaca Al Quran agar manusiamengatakan: dia seorang qari. Dan itu sudah dikatakan orang. Makavonisnya kemudian diputuskan, dan ia diseret dengan mukamenghadap tanah, hingga ia dilemparkan ke neraka. Selanjutnya seseorang yang AllahSWT berikan keluasan harta, dan kepadanya diberikan seluruh macam kekayaan. Orang itudihadirkan, kemudian kepadanya dibeberkan ni`mat-ni`mat Allah yang telahdiberikan kepadanya, dan ia mengakui hal itu. kemudian Allah SWT bertanya: Apayang engkau lakukan sebagai rasa syukur terhadap ni`mat-ni`mat itu? Iamenjawab: Setiap aku mendapati jalan dan usaha kebaikan yang Engkau senangi agar aku nafkahkan hartaku untuknya, aku segera menginfakkan hartaku demi-Mu.Allah SWT mengomentari jawabannya itu: “Engkau berdusta, karena engkaumelakukan itu semua agar dikatakan sebagai seorang dermawan, dan itu telahdikatakan orang. Maka vonisnya kemudian diputuskan, dan ia diseretdengan muka menghadap tanah, hingga ia dilemparkan keneraka”. At Tirmizi meriwayatkan hadits ini: kemudian Rasulullah SAW menepuklututku dan bersabda: “Wahai Abu Hurairah, tiga orang itu adalah makhluk Allah SWT yang pertama yang dibakar oleh api neraka pda hari kiamat.” Ibnu Abdil Barrberkata: hadits iadalah bagi orang yang berniat dengan ilmu dan amalnya bukan karena Allah SWT
Tirmizi meriwayatkan dari Abi Hurairah r.a. ia berkata: Rasulullah SAW bersabda: “Berlindunglahkalian kepada Allah SWT dari Jubb al Huzn”. Mereka bertnya: Apa itu Jubb alHuzn wahai Rasulullah? Beliau menjawab: “Ia adalah sebuah lembah di dalam neraka,yang neraka sendiri memohon perlindungan kepada Allah SWT darinya seratus kali setiap hari”. Ada yang bertanya: “Wahai Rasulullah Saw, siapa yang memasuki lembahitu? beliau menjawab: “Para pembaca (penghapal Al Quran)yang memamerkan amal amal mereka”. Ia berkata: hadits ini gharib.
Allah Maha Tahu, apa yang tepat juga terbaik bagi HambaNya. Bisa jadi diri ini belum pantas untuk menghafal Al Qur’an dengan kotoran hati yang masih terserak, atau sebuah kepercayaan diri yang sebenarnya adalah sebuah kesombongan. Naudzubillah..
“Tetap saling mengingatkan, menguatkan.. dan saling menginspirasi. Sahabat, yang hari ini esok dan seterusnya selalu menjadi lawan tangguh dalam perlombaan memperjuangkan Diin dan perlombaan menuju RidhoNya“

Allaahumma nawwir bil kitaabi bashorii
wasyrohbihi shodrii
wasta’mil bihi badanii
wa ath’liq bihi lisaanii
wa qowwii bihi janaanii
wasyrohbihi fahmii
wa qowwii bihi ‘azmii

bihaulika wa quwwatika fa innahu laa haula wa laa quwwata illa bika
Yaa arhamar roohimiin.
Artinya:
Ya Allah, sinarilah penglihatanku dengan kitab ini, lapangkanlah dadaku dengannya, pekerjakanlah tubuhku dengannya, lancarkanlah lidahku dengannya,kuatkanlah hatiku dengannya, gamblangkanlah pemahamanku dengannya, kuatkanlah azamku dengannya, dengan daya dan kekuatanMu. Sesungguhnya tak ada daya dan kekuatan kecuali dengan (pertolongan)Mu. wahai Dzat yang sangat berbelah kasih. 1)
ket: 1) Hadits Maudhu’, lihat dha’iful Jami’, Al- Albani, hadits no 2172.
290112    12.17 WITA